Tuesday, March 20, 2012

EVALUASI PENDIDIKAN KRISTEN


A.         SINOPSIS BUKU:
EVALUASI PENDIDIKAN: Analisis Proses Pembelajaran dan Kelembagaan. Buku ini ‘bertutur’ tentang bagaimana cara mengevaluasi proses belajar mengajar di dikdasmen ke dikti (pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi) Kristen. Apa dan bagaimana, atau model evaluasi mana yang bisa dipakai sebagai alat analisisnya?  Bagaimana memodifikasi teori dan model evaluasi yang sudah ada agar cocok dengan pendidikan Kristen. Bagaimana pula, jika lembaga pendidikan itu adalah teologi atau agama, yang kajiannya seringkali di wilayah spritualisme (semisal: iman, keyakinan, doktrin, dogma, dan hal-hal yang abstraks, bersifat personal dan komunitas masyarakat beragama), tentulah memiliki ‘hambatan atau tantangan’ tersendiri.

Bab 1 menjelaskan evaluasi sebagai instrumen pembelajaran dan  analisis terhadap lembaga pendidikan dan tradisi intelektual Kristen dengan cara memperkenalkan, teori, dan model-model evaluasi pendidikan umum. Ini bisa dipakai untuk menciptakan ‘grand desain’ dan melakukan ‘reorientasi’ arah dan tradisi intelektual Kristen, dengan metodologi evaluasi pendidikan yang diuraikan.

Bab 2 menjelaskan bahwa siswa dan mahasiswa adalah fokus perhatian, subjek (bukan lagi objek) proses pembelajaran, bukan lagi dosen dan guru. Merekalah inti perhatian di dalam seluruh pembelajaran, bukan keberhasilan tenaga pengajarnya. Disini, saya memberikan pemahaman baru soal proses pembelajaran Kristen harus berbasis realitas sosial, bukan lagi hanya berorientasi kesuksesan kurikulum dan program saja. Bagian ini berguna untuk merancang ‘blueprint’ komunitas intelektual dan komunitas masyarakat beragama Kristen.

Saya menulis buku ini dengan memodifikasi beberapa teori dan model evaluasi pendidikan berstandar internasional, yang telah diakui teorinya. Pemikiran mereka diposisikan sebagai data dan fakta untuk membantu saya untuk merumuskan formula-formula yang saya racik sendiri. Sejumlah teori tersebut saya bentuk ulang dan lokalisasikan sesuai kebutuhan STT Kristen. Standar tersebut telah dipakai Departemen Pendidikan Dasar Menengah, dan Atas di Amerika Serikat (Misalnya: AERA-Asosiasi Riset Pendidikan Amerika Serikat, AEA-Asosiasi Evaluasi Amerika Serikat); di Eropa (Misalnya: Denmark, Norwegia, Belanda); dan organisasi dunia PBB untuk pengembangan ekonomi berbasis pendidikan (Misalnya: OECD-Organization for Economic Co-operation & Development), di Brazil, dan negara Amerika Selatan lainnya.

Buku ini sangat penting untuk mahasiswa S1-S3 di pendidikan tinggi teologi atau agama Kristen, baik program studi teologi dan PAK, yang “rindu” memiliki komptensi akademik di bidang teori dan model evaluasi pendidikan. Buku ini juga sangat tepat untuk guru PAK dan guru kelas dan bidang studi lainnya di sekolah Kristen. Ini juga berguna untuk pejabat struktural di Departemen PAK dari dasar hingga tinggi, sehingga mereka bisa mengadopsi dan memodifikasi sejumlah instrumen evaluasi yang tersistem dan terukur untuk peningkatan kualitas intelektual civitas akademik dan kelembagaan yang dipimpinnya.

Dengan mempelajari buku ini, maka mereka akan memiliki instrumen evaluasi untuk pengembangan proses pembelajaran dan kelembagaan pendidikan berbasis data dari dalam kelas dan di luar kelas. Pembelajaran yang paling efektif hanya bisa didesain berdasarkan kebutuhan sesungguhnya dari orang yang belajar di dalam kelas pembelajaran itu, bukan lagi hanya demi mengejar status akreditasi, nama baik, status sosial, ketenaran atau popularitas dari dosen, guru dan institusi pendidikan itu semata. Hasilnya, siswa dan mahasiswa akan berhasil belajar di dalam kelas, tetapi juga sukses di luar kelas dan di ‘alam realitas.

B.         DAFTAR ISI
Daftar Isi  i
Tabel dan Ilustrasi  ii
Kata Pengantar iii

BAB I.
EVALUASI SEBAGAI INSTRUMEN PENILAIAN  PEMBELAJARAN
A.    Evaluasi, Apa Maksudnya? 1

B.    Evaluasi Pendidikan Keagamaan Kristen  3

C.    Kritik terhadap Evaluasi Pendidikan Keagamaan Kristen  8
D.   Analisis Lembaga Pendidikan dan Tradisi Intelektual Kristen 13
E.    Pendekatan Evaluasi Pendidikan Keagamaan Kristen 19
F.     Re-Orientasi Pendidikan Keagamaan dan Tradisi Intelektual Kristen 22
G.   Model Evaluasi Pendidikan Keagamaan dan Tradisi Intelektual Kristen 27
H.   Metodologi Evaluasi Pendidikan Keagamaan Kristen 39

BAB II.
ANAK, SISWA, DAN MAHASISWA SEBAGAI SUBJEK EVALUASI PEMBELAJARAN
A.   Siswa sebagai Fokus Perhatian Mengajar 45
B.  Fokus Pada Pertumbuhan Karakteristik Spiritual dan secara Intelektual 49 
1.  Posisi Lembaga Pendidikan sebagai Perpanjangan Tangan Gereja 49
2. Posisi Pendidik Kristen dalam Proses Evaluasi 55
C. Mahasiswa, Siswa, Guru dan Dosen, Pendidikan, dan Masyarakat Kristen Seperti Apa yang      Diinginkan? 61
1.  Pendidikan Berbasis Realitas Sosial      61
2.  Pembelajaran Kristen yang Kongkrit 64
D. Pemahaman Proses Eduaksi Pendidikan Kristen Baru 68
1. Fokus Utama Proses Eduaksi Kristen 68
2.  Tujuan Akhir dari Proses Eduaksi yang Baru 71
E. Strategi Eduaksi yang Baru bagi Pendidik Kristen80
1.  Pembaharuan Strategi 80
2.  Pembaharuan Metode Ajar dan Belajar 84

DAFTAR PUSTAKA
A.  Buku 94
B.  Website Internet dan Journal 100

TABEL DAN ILUSTRASI
Tabel 1. Prosedur Evaluasi secara Sistematis 10
Tabel 2. Evaluasi Pendidikan Keagamaan dan Tradisi Intelektual 18
Tabel 3. Instrumen Evaluasi Pendidikan 28
Tabel 4. Prinsip-prinsip Metodologi Evaluasi 41
Tabel 5. Siswa sebagai Fokus Perhatian Pembelajaran 48
Tabel 6. Integrasi Pendidik Kristen dengan Siswa & Mahasiswa 67
Tabel 7. Strategi Eduaksi yang Baru bagi Pendidik Kristen85

Ilustrasi 1. Identifikasi Kebutuhan Pendidikan dan Masyarakat Kristen 44
Ilustrasi 2. Siklus Evaluasi Kinerja Dosen dan Guru 57
Ilustrasi 3. Siklus Edukasi ke Eduaksi Pendidikan Kegamaaan Kristen 73

C.         LEGALITAS DAN IDENTITAS BUKU:
ISBN: 978-602-19080-3-2
KATALOG DALAM TERBITAN (KDT)
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
National Library of Indonesia-National ISBN Agency
Jl. Salemba Raya No. 28 A Jakarta Pusat 10430-Indonesia, P.O. Box 3624
Telp: 021-3101411, psw 437; 021-68293700/92920979, fax: 021-3927919/31908479
E-mail: isbn.indonesia@gmail.com-http://www.pnri.go.id

Penulis:
Tambunan, Elia

Judul Buku:
EVALUASI PENDIDIKAN:
Analisis Proses Pembelajaran dan Kelembagaan

Cetakan Pertama: Januari, 2012 (14-1-2012-05)
Harga: Rp. 35.500,- (Tambah Ongkos Kirim)

Jumlah lembaran halaman: 112
Ukuran Kertas: A5 (14,8 x 21 cm), 70 gr.
Font teks: Garamond 11/Spasi: 1/Font Footnote: Times New Romans 6,5

Penerbit:
illumiNation Publishing
Perum Permata Land, No 1.
Pojok Tiyasan Rt 02-Rw 01, Condongcatur 55283
Yogyakarta-Indonesia
Telp. 0274-4533025
E-mail: illumination.publish@gmail.com

Friday, February 3, 2012

MICROTEACHING & REALTEACHING: Panduan PPL I, II dan Siswa Berkebutuhan Khusus

A. Sinopsis Buku:
MICROTEACHING & REALTEACHING:
Panduan PPL I, II dan Siswa Berkebutuhan Khusus

Siapa yang cinta “panggilan” dan rela menjadi Guru benaran, yang diGUgu dan ditiRu, bukan jadi guru-guruan apalagi guru gadungan akan terbantu dengan membaca buku ini. Yang dibicarakan adalah ketrampilan teknis dan metodis mengajar (teaching skill and methods) dalam program microteaching (PPL I) dan realteaching (PPL II). Fokusnya pada penguasaan ‘isi’, ‘proses’, dan ‘upaya-upaya akademik’ (academik enterprises) mengenai substansi pengetahuan ilmu pedagogis-kritis.

Buku ini ditulis berdasarkan pengalaman, pengamatan secara personal, dan bacaan literatur dari “hasil pemikiran ‘educator asing’ berbahasa Inggris. Artinya semua referensinya, saya acu langsung dari sumber dan penulis pertama. Ini sengaja saya lakukan demi kualitas referensi sebuah “academic writing” saja. Ada kesulitan ketika mencari literatur microteaching dan realteaching. Disamping faktor lain, itu disebabkan oleh pertama, Universitas, Sekolah Tinggi, dan LPTK lainnya, mempunyai lembaran panduan tipis-tipis, ibarat buku manual bagaimana mengoperasikan mesin cuci yang baru. Ini tidak menarik, karena hanya out line, mirip daftar isi skripsi, sehingga mahasiswa bekerja secara mekanik, statik, dogmatik, dan tidak bebas mengekspresikan diri karena hanya ‘manut’ tepat seperti yang tertulis. Kedua, ada juga lembaga dan dosen pembimbing micro-realteaching yang hanya memiliki diktat fotocopyan.

Sebagai seorang  pencinta dunia akademik dan dunia eduaksi-pendidikan, saya mengamati, masih sangat minim buku yang bisa di jadikan referensi untuk teks akademik terkait soal pengajaran micro dan real-teaching. Umumnya yang ada ditangan dosen masih berupa diktat yang sudah ‘kumal’, ‘lecek’, dan ‘kusam’ sudah dipakai sejak pertama sekali ia menjadi mahasiswa dan kini bekerja sebagai dosen. Selama ini, seringkali hanya ‘recycle’, ‘reduction’, dan ‘reuse’, (terjemahkan: mengulang-ulangi yang itu-itu saja). Kurangnya literatur soal itu perlu dicarikan solusinya, sehingga ilmu pedagogi-kritis bermakna bagi pengalaman belajar dan kehidupan mahasiswa, guru dan siswa.

Buku ini saya desain khusus untuk ‘orang-orang pilihan’ yaitu mahasiswa dan guru yang cinta ‘proses eduaksi’ dan rela mengadakan pembaruan metodik dan teknik dan reorientasi edukasi ke eduaksi dalam sistem persekolahan. ‘Customernya’ adalah mereka yang berkecimpung dalam  Pendidikan baik itu keagamaan atau pendidikan keguruan umum, atau mereka yang sedang menempuh program ‘AKTA MENGAJAR’, mulai tingkat Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak (PGTK) dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) hingga level Sarjana Satu  (S1).

Buku ini juga menyediakan sejumlah contoh format isian, misalnya cara membuat RPP, instrument penilaian lengkap dengan skor dan indikatornya, dan alat evaluasi keberhasilan program, dan sejumlah kelengkapan lainnya, yang secara langsung dibutuhkan oleh mahasiswa, dosen pengampu, dan guru pembimbing di sekolah. Sejumlah  tabel, gambar, serta sejumlah lampiran juga ada, yang berguna sebagai contoh yang bisa dimodifikasi, dan yang bisa dipakai oleh mahasiswa ketika praktikum micro-realteaching. Formulir penilaian juga disediakan bagi dosen pembimbing untuk mempercepat tugasnya mengampu mata kuliah ini, dan bagi guru pendamping di sekolah untuk membantu meringankan tugas mereka ketika menerima mahasiswa PPL.

Jika dipetakan, maka buku ini saya fokus pada dua substansi kajian: yakni soal microteaching dan realteaching. Dalam microteaching pembaca diarahkan agar memiliki pemahaman makna tentangnya. Ini diperlukan sebagai skill dan kerangka kerja kritis dalam mendesain proses pembelajaran hingga mengevaluasinya. Dalam merumuskan “Lesson Plann” (RPP) pembaca dituntun sebagai perencana namun juga menjadi pelaksana, lengkap dengan manajemen pengelolaannya.

Selanjutnya dijelaskan cara mendesain model pengaturan ruang kelas untuk pengajaran efektif. Ini untuk merancang pelajaran yang efektif dan metode mendesain lingkungan pembelajaran dan siswa. Ini masalah skill dalam hal manajemen kelas demi pengajaran yang efektif. Tindakan pencegahan kekacauan di kelas jauh lebih baik dari pada tindakan menghukum siswa karena kelas tidak tertata dengan baik. Skill lainnya, mendesain skenario atau narasi pengajaran. Ini tentang kemampuan merancang rumusan yang bermakna bagi pengalaman belajar dan kehidupan siswa dalam bentuk operasional kongkrit, spesifik dan terukur. Itu juga akan merancang materi pengajaran yang mampu membelajarkan siswa dengan rasa senang, tenang dan bebas merdeka tanpa paksaan yang sering dihambat karena tekanan dan keharusan karena otoritarianisme dari sisi guru. Ini tidak boleh dilestarikan. Belajar dan mengajar adalah aktifitas bebas dan membebaskan pembelajarnya secara akademik.

Skill selanjutnya adalah kesanggupan mendesain standar penerapan pengajaran dari perspektif student learned-centered dan guru sebagai sahabat bermain. Oleh karena itu, fokusnya adalah bagaimana cara guru mengajar dan membelajarkan siswa (how you teach and how they learn) sesuai dengan gaya belajar siswa (student learning style). Disini, akan merancang beragam strategi yang variatif untuk mencapai tujuan mereka. Fokusnya bagaimana mendekonstruksi sistem belajar dan mengajar selama ini yang hanya “recycle,” “reduction,” dan “reuse,” yang saya terjemahkan hanya mengulang-ulangi yang itu-itu saja. Itulah yang perlu rekonstruksi dengan cara mengkritisi ilmu-ilmu pedagogis selama ini, sehingga terlihat jelas konstruksi dari strategi pembelajaran yang bermakna.

Sebuah pembelajaran yang berpusat untuk pembangunan kapasitas siswa sebagai manusia, serta memposisikan guru pada fungsi fasilitator. Akhirnya dilengkapi dengan kecakapan untuk mendesain standar penilaian pengajaran. Ini soal kecermatan dan ketepatan untuk merancang instrumen sebagai alat ukuran, indikator, standarisasi dan item-item lainnya yang terstruktur. Ini diupayakan untuk memahami sudah sampai dimana dan sudah sejauh mana penguasaan belajar terjadi. Itu bukan untuk stigmatisasi “bodoh atau pintar”, “cerdas atau goblok”, “terbelakang atau maju, gagal atau lulus, tuntas atau tidak.  

Micro-realteaching yang dirancang, diharapkan mampu menciptakan model dan metode pembelajaran dan pengajaran sesuai kebutuhan dan makna kehidupan setiap siswa sekalipun ia mungkin terkategori sebagai “siswa yang berkebutuhan khusus” (student who has a special needs), seperti yang dijelaskan dalam halaman epilog. Bahkan, diharapkan pembaca akan terlatih menciptakan trend atau model-model pembelajaran dan pengajaran menurut gayanya sendiri, dan sesuai dengan realitas pendidikan setempat.

B. DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Halaman Persembahan iv
Daftar isi v
Daftar Tabel dan Gambar vii
Daftar Lampiran viii

Bab I. Pendahluluan                                                                                                    
A.   Esensi yang harus Dipahami 1
B.   Makna Microteaching 3
C.   Kedudukan Microteaching 4
D.   Tujuan Microteaching 5
E.    Manfaat Microteaching 5

Bab II. STANDAR KOMPETENSI MICROTEACHING    
A.   Standar Kompetensi Microteaching 7
B.   Kompetensi Dasar dan Indikator Microteaching 9
C.   Menyusun Komponen RPP 10
D.   Ketrampilan Dasar Mengajar 17

Bab III. MANAJEMEN PRAKTIKUM MICROTEACHING        
A.   Dasar Manajemen Microteaching 26
B.   Scopa Manajemen Microteaching 27
  1.    Orientasi  28
  2.    Observasi Proses Pendidikan di Sekolah 28
  3.    Praktikum Microteaching 29
C.   Deskripsi Tugas Manajemen Microteaching 32
  1.    Dosen Pembimbing 32
  2.    Mahasiswa 32
D.   Layanan Bimbingan Microteaching 33

Bab IV. MAKNA PENILAIAN MICROTEACHING       
A.   Dasar Manajemen Microteaching 35
B.   Kriteria Penilaian Microteaching 37
C.   Pedoman Konversi Penilaian 38

Bab V. REALTEACHING         
A.   Makna Realteaching 40
B.   Tujuan Realteaching 41
C.   Kedudukan Realteaching 42

Bab VI. MANAJEMEN PRAKTIKUM REALTEACHING           
A.   Praktikum Realteaching di Sekolah 44
B.   Proses Pembelajaran Realteaching 44
C.   Tugas Manajemen Realteaching 48
1.    Guru Pembimbing 49
2.    Mahasiswa 49
D.   Layanan Bimbingan Realteaching 51

Bab VII. MAKNA PENILAIAN TEACHING 53
A.   Dasar Penilaian Realteaching 53
B.   Kriteria Penilaian Realteaching 54
C.   Pedoman Konversi Penilaian 55

Bab VIII. PENUTUP 57
DAFTAR PUSTAKA 60
LAMPIRAN  63

Epilog:
Siswa Berkebutuhan Khusus:  Secercah Harapan dan Perjuangan demi Makna Hidup 91
A.   Mengapa Berkebutuhan Khusus? 91
B.   Proses Pembelajaran dan Pengajaran secara Spesial 91
C.   Strategi Model Sentuuhan 92
D.   Penilaian untuk Menghargai 93
E.   Manajemen Pelaksanaan Edukasi Khusus 94

C. Legalitas dan Identitas Buku:
ISBN: 978-602-19080-2-0
KATALOG DALAM TERBITAN (KDT)
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
National Library of Indonesia-National ISBN Agency
Jl. Salemba Raya No. 28 A Jakarta Pusat 10430-Indonesia, P.O. Box 3624
Telp: 021-3101411, psw 437; 021-68293700/92920979, fax: 021-3927919/31908479
E-mail: isbn.indonesia@gmail.com-http://www.pnri.go.id

Tambunan, Elia
MICROTEACHING & REALTEACHING:
Panduan PPL I, II dan Siswa Berkebutuhan Khusus

Cetakan Pertama: Januari, 2012 (14-1-2012-05)
Harga: Rp. 29.500,- (Tambah Ongkos Kirim)

Jumlah lembaran halaman: 105
Ukuran Kertas: A5 (14,8 x 21 cm), 70 gr.
Font teks: Georgia 9/Spasi: 1,15/Font Footnote: Times New Romans 7

Penerbit:
illumiNation Publishing
Perum Permata Land, No 1.
Pojok Tiyasan Rt 02-Rw 01, Condongcatur 55283
Yogyakarta-Indonesia
Telp. 0274-4533025
E-mail: illumination.publish@gmail.com

Wednesday, January 4, 2012

Metodologi Riset: Dari Skill Mendesain Proposal Teologi & PAK hingga Mempublikasikan

         Selamat datang di dunia ‘riset’ pendidikan keagamaan Kristen, yakni program studi Theologia dan PAK-Pendidikan Agama Kristen. Di buku ini sebanyak 215 halaman ini, pembaca sedang diajak memasuki kawasan metodologis dengan multi-pendekatan dan multi-disciplinary, lengkap dengan segala kebebasan akademik untuk ‘menyuarakan’ hasil risetnya. Saya tidak terlalu mempersoalkan apakah riset dengan cara kuantitatif dan kualitatif, atau gabungannya. Bagi saya yang lebih penting adalah bagaimana memperoleh skill dari dalamnya, dan bagaimana menggunakan paket-paket pengetahuan dari riset ‘kuan-kual’ yang sudah ada itu, dan yang sering ‘dikonsumsi’ di kelas lewat mata kuliah metode penelitian bisa diintegrasikan dengan ‘multi-pendekatan’ keilmuan, sesuai dengan tujuan riset yang diinginkan pelakunya. Metode riset harus berdasarkan atau dituntun oleh fenomena keagamaan dan realitas lapangan sesungguhnya. Ia dirancang berdasarkan perspektif orang dalam (insider perspective) atau sumber data sebagai subjek bukan objek yang diteliti.
          Riset teologi dan PAK, seharusnya memang ‘fun’, atau menyenangkan. Riset adalah “petualangan-adventure” sebagai aktifitas bersenang-senang secara akademis, dan memberikan kebebasan akademik bagi periset untuk mengatakan “apa saja,” yang penting caranya benar secara keilmuan, dan ada data-evidence dan fakta-facts yang ditemukan dari lapangannya. Riset disini bukan tugas akhir yang lagi menakutkan, membuat stress, gagal, sehingga sering berakhir DO-drop out, maksudnya ‘gak jadi SaRJoNo. Riset juga bukan lagi hanya sebagai syarat mendapatkan gelar. Ia adalah tanggung jawab sosial akademik untuk pengembangan komunitas akademik dan masyarakat, seperti ‘ruh’ tridharma perguruan yang sangat tinggi itu.
          Saya mengajak mahasiswa S1-S3 ikut menikmati petualangan intelektual di dunia Kristen yang nyata, dan ‘dunia maya’, bukan lagi dunia ‘rohani’, metafisis, abstrak, yang dahulu, bahkan hingga kini masih saja menjadi andalan di wilayah kajian PAK apalagi Teologi. Saya tidak sedang ‘mendoseni’ pembaca sekedar bisa, biasa, dan tahu ‘meneliti,’ seperti yang diulang-ulangi dalam mata kuliah ‘metode penelitian’. Asal tahu saja, metode itu selama ini lebih terforsir pada riset deskriptif. Hasilnya seringkali baru sebatas laporan penelitian, atau sekedar bisa membuktikan, bahwa hipotesis A, B, Ho, H1 ditolak atau diterima, terbukti benar atau salah, yang dilengkapi dengan data mentah. Itu seringkali seolah-olah kelihatan sudah selesai karena telah ada angka-angka statistik ditambah persentase disana-sini. Saya tidak sedang memberikan itu disini, dan ini bukan buku mata kuliah yang deskriptif itu. Maksud saya, saya tidak sedang memperkenalan ilmu metodologi, yakni materi, isi, dan muatan atau kandungan pembahasannya dalam penelitian, seperti yang sudah ada mata kuliahnya tersendiri sesuai dengan level kesarjanaannya. Saya sedang menyediakan seperangkat instrumen riset, tetapi petualangan itu sendiri adalah pengalaman pribadi dari pembaca, sehingga ia bisa secara mandiri dan bebas mencipta risetnya sendiri, itulah fokusnya.
          Di bab 1, saya melengkapi peta perjalanan intelektual di buku ini. Jika tidak, maka pembaca akan menghadapi ‘turbulensi akademik’ atau goncangan adrenalin yang sangat hebat, ketika ‘memasuki’ rute yang bergelombang di dalam buku ini. Di bab 2 saya mengeksploitasi dengan narasi kritis sejumlah persoalan riset di lingkungan akademik STT dengan cara lain yang lebih kreatif-kritis. Selama ini mahasiswa STT Kristen bisa dan terbiasa dengan ilmu teks, kata-kata, ilmu omong-omong dan ilmu tafsir. Rasanya tidak lagi bisa diterima rasio akademik yang waras, dan oleh mahasiswa dan dosen yang waras, tujuannya untuk mengatasi persoalan kompleks yang sedang dihadapi oleh komunitas masyarakat beragama Kristen, tetapi para ilmuan, mahasiswa, teolog dan ahli agama, atau ahli masyarakatnya, duduk tenang, sibuk mondar-mandir, bahkan ‘asik’ atau keranjingan melahap ratusan literatur di perpustakaan. Bukankah lebih tepat untuk menolong masyarakat Kristen, dengan cara mendiagnosis dan menganalisis persoalannya dengan cara berada diantara mereka dan melihat dari sudut pandang mereka sendiri?
          Kualitas skill mahasiswa ‘representasi’ dari kualitas pribadi, dosen, dan iklim kebebasan akademik kampusnya. Jika ada yang salah dengan satu komunitas masyarakat beragama, maka mintalah pertanggungjawaban dari komunitas intelektual atau ilmuwan, dan rohaniawan atau agamawannya. Jika ada yang salah dengan mereka, cobalah ‘cek’ secara langsung, bagaimana mereka ‘dikuliahi’ di pendidikan tingginya, nilailah bagaimana kemampuan mereka cara meneliti, dan memahami masyarakatnya. Saya sengaja menulis buku ini untuk memperkarakan dan mempertanyakan ‘kebenaran’ dari tradisi keilmuan dalam metodologi penelitian yang selama ini dikonsumsi di level pendidikan para sarjana itu. Riset teologi dan PAK disini, saya lokalisasikan dari kacamata sains, sosial sains, dan sains humanities sebagai instrumen kerja akademik secara metodologis (metode, prosedur, proses, hasil), yang sistematik dan saintifik untuk menyelidiki fenomena atau realitas keagamaan Kristen yang terjadi sesungguhnya secara empiris. Riset dipekerjakan untuk penyelidikan dengan standar ilmiah secara investigasi akademik, sehingga menemukan “pengertian yang baru dan segar,” dibalik fenomena atau realitas yang tampak secara kasat mata. Hasilnya direkonstruksi menjadi ‘sesuatu yang bermakna dan berguna positif’ bagi komunitas akademik dan komunitas masyarakat beragama Kristen di Indonesia, seperti ditulis di bab 3.
          Disini, skill diartikan sebagai seperangkat ketrampilan kreatif riset yang lengkap, mulai dari bagaimana cara sistematis untuk mendesain dan  mengembangkan proposal, mengorganisasikannya dan membawanya pergi ke lapangan, melaporkan atau menuliskan hasil temuannya, menganalisis, menginterpretasikan, dan menteoritisasikannya kembali. Lalu, dipertahankan lewat ujian, direvisi kembali lewat bimbingan supervisior, dan dipublikasikan lewat jurnal atau buku oleh penerbit, seperti terpampang di bab 4 hingga 6. Skill riset seperti inilah yang sedang dinarasikan di buku ini, sehingga hasil penelitian di kampus-kampus, tidak ‘jamuran’ dirak-rak perpustakaan, tanpa diketahui publik apa hasilnya, dan tidak dipakai secara tepat untuk tujuan perkembangan komunitas akademik dan masyarakat beragama Kristen. Oleh karena itu, skill melakukan riset setara dengan skill kreatif menggunakan hasil akhir proyek riset dalam kemasan, bahasa, isi, dan narasi penyampaiannya, sehingga sehat untuk ‘dikonsumsi’ atau ‘dikunyah’ publik, sesuai dengan segmen pembaca dan pangsa pasar.