Wednesday, June 27, 2012

PENDIDIKAN KARAKTER: Apa, Mengapa, Bagaimana Sekolah Melakukan?

Book Summary:
Elia Tambunan, Pendidikan Karakter: Apa, Mengapa, Bagaimana Sekolah Membangunnya?, (Yogyakarta: illumiNation Publishing, Akhir Juli, 2012).

Ada ketimpangan atau penyakit sosial semacam korupsi (yang ditutup-tutupi dari kata merampas), asusila (yang dikecilkan dari kata bejat), zinah (yang diperhalus dengan kata selingkuh), pornoaksi (yang disamarkan dari arti mempertontonkan alat-alat kelamin dan daerah, wilayah atau organ-organ vital lainya), budaya seks terbuka atau tertutup, yang terbuka di remang-remang, seolah tertutup di dunia nyata. Padahal, itu semua ada atau bisa dirasakan di dunia di sekitar kita, itu memang nyata. Apakah kamu bisa merasakanya?

Meskipun seolah-olah ditutup-tutupi beramai-ramai dengan segala macam cara termasuk propaganda teologis untuk meng’haram’kannya. Nyatanya, hal yang memalukan sekaligus ‘nikmat’ itu selalu saja ‘halal’ setidaknya ditataran pikiran, fantasi dan keinginan orang tertentu. Itulah alasanya masyarakat kita sedang sakit. Stadiumnya empat melingkupi sakit teologis, sosilogis, dan intelektualis, disamping penyakit komplikasi yang menggerogoti lainnya. Berhati-hatilah, ia sedang mendatangi kamu.

Parahnya, ‘haram’ atau ‘halal’  itu menjangkiti, meliliti, mengikati manusia dan dunia kehidupan Kristen, yang katanya punya Kristus di mulutnya entah di hatinya. Ngerinya, ketimpangan dan penyakit sosial itu bergentayangan dimana saja sesukanya dan disukai siapa saja. Tidak soal apakah ia pemimpin rohani, pengajar, penganjur atau pengkhotbah moral. Waspadalah, mungkin aku, kamu dan kita korban berikutnya!

Semua orang sedang menuding sekolah disini. Apakah memang benar, dan pantaskah? Jika itu benar, itu salah siapa? Siapa sebetulnya yang pantas disalahkan? Siapa yang mustinya bertanggung jawab disini? Apakah pihak sekolah memang pantas dikambinghitamkan disini? Jika tidak atau ya, bagaimana sekolah membangun kembali karakter yang baik di sekolah? Sadarlah, penuding biasanya HANYA reaksi atas kepusingannya untuk menutupi aslinya.

Yang semakin mengherankan, ternyata hingga hari ini, orang-orang yang menyalahkan sekolah itu masih saja menaruhkan harapnya kepada sekolah untuk berbuat sesuatu disini. Apakah harapan itu pantas dan hanya di sekolah? Jika ya, bagaimana caranya? Lalu, dimana dan kemana orang tua, gereja, dan masyarakat kalau gitu? 
Oh...pendidikan karakter. Pendidikan yang mana? Karakternya siapa? Ini buku teks akademik yang bisa menjawabnya. Ini narasi refleksif tentang pendidikan karakter di PAUD, SD, SMP, dan SMA pegangan guru kelas, guru BP/BK, Kepala Sekolah, Mahasiswa Pendidikan Agama, Dosen Pengampu ilmu Kependidikan. Milikilah, hasil bacaannya akan membantu kamu untuk membantu orang sakit lainnya, banyak loh.